kenangan photo saya ( admin blog IKS ) bersama guru tercinta KH.ANANG RAMLI.HAQ
KH.ANANG RAMLI . HAQ
Untuk mengenal lebih dekat sosok Pendiri Pondok Pesantren Ubudiyah, kami akan
memaparkan riwayat hidup singkat beliau, disini hanya memaparkan tentang
fakta-fakta dari kehidupan beliau dan peran penting dalam suatu masalah atau
peristiwa yang beliau jalani.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Umat Islam Kalimantan Selatan kembali
berduka. Seorang lagi ulama panutan yang begitu dicintai, berpulang. Ulama
sepuh banua kelahiran 12 April 1927, KH.Anang Ramli HAQ atau yang akrab dikenal
dengan sebutan Guru Ramli Bati-Bati, berpulang ke Rahmatullah, pada hari
jum’at, 7 Maret 2013 sekitar pukul 17.15 Wita.
Guru Ramli Bati-Bati wafat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin,
dalam usia 86 tahun. Pendiri Pondok Pesantren Ubudiyah dan Pengasuh Majelis
Ta’lim Asy-Syafaatul Kubro Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut itu menghadap Robb
di Ruang VIP Aster lantai III nomor 2A.
Anak ke-5 dan anak ke-10 Guru Ramli, H.Norhakim Ramli dan H.Rahmad Rodhiani
Ramli, yang dijumpai di kediaman duka, desa Bati-Bati, Komplek Pondok Pesantren
Ubudiyah mengatakan, beliau wafat pukul 17.15 Wita .
Guru Ramli dimakamkan di alkah Keluarga Komplek Pesantren Ubudiyah pada hari
sabtu, 9 Maret 2013. “Beliau dimakamkan di alkah keluarga di Komplek Pondok
Pesantren Ubudiyah Bati-Bati bertepatan adzan Dzuhur” ujar H.Nor Hakim Ramli.
Tokoh masyarakat Tanah Laut H. Abdul Wahid mengatakan, wafatnya Guru H. Anang
Ramli HAQ meninggalkan duka mendalam bagi warga Tanah Laut. “Kita, tidak hanya
warga Kabupaten Tanah Laut, warga Banua patut kehilangan sosok ulama besar,
seperti Guru Ramli,” ujar H.Wahid saat melawat di rumah duka.
Saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini, H.Abdul Wahid mengenang,
Guru Ramli sempat berpesan mengenai tipe pemimpin yang bijaksana.
Hal serupa diungkapkan Camat Bati-Bati Muhammad Noor, “Kami secara pribadi,
umumnya warga Bati-Bati, sungguh merasa kehilangan dan ikut belasungkawa karena
telah kehilangan salah satu tokoh ulama besar, yang bukan hanya dikenal di
Tanah Laut tapi juga di Kalsel bahkan luar daerah.” Kata beliau.
Guru Ramli meninggalkan seorang Isteri, 12 orang anak, dan 32 cucu. Guru Ramli
belajar ilmu Agama dari kedua orang tuanya dan guru-guru di kampung. Beliau
sempat belajar di Volk School selama 3 tahun, Madrasah Aliyah Darussalam
Martapura. Beliau juga pernah belajar agama kepada KH. Muradi (Banjarmasin) KH.
Abdullah (Martapura), KH. Salim Ma’ruf (Martapura) KH. Mansur (Pleihari),
KH.Syarwani Abdan (Guru Bangil).
Guru beliau dalam ilmu Hakikat di Mekkah Al ‘Alim Al ‘Alamah Syeikh Abdurrasul,
dan menerima Ijazah ilmu Syariah, Thariqah, dan Haqiqah dari Al ‘Alim Al
‘Alamah Syeikh Ahmad Zaini Al-Yaman.
Di Tanah Air, Guru Ramli sering berkumpul dengan dan saling mengunjungi dengan
ulama sepuh terkenal. Antara lain, Al Alim Al Alamah Al Habib Abu Bakar Gresik,
dan Al Alim Al Alamah Al Habib Salim bin Jindan. Dari Habib Salim bin Jindan
inilah Guru Ramli mengambil ijazah Thariqah Alawiyyah dan Ratib Al-Haddad.
Yang juga menarik, Guru Ramli juga tercatat menjadi Hakim pada ALRI Divisi IV
Pertahanan Kalimantan (1947-1950). Beliau termasuk orang yang paling dicari dan
dikejar oleh Kolonial Belanda. Namun Ketika itu Guru Ramli menggunakan nama
samaran yaitu ‘ AR LAHMUDIN ’, sehingga Belanda tidak berhasil menangkap
beliau.
Atas jasa dalam perjuangan melawan Penjajah Belanda itu, TNI pernah memberikan
penghargaan dengan gelar Kehormatan Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik
Indonesia
KH. Anang Ramli adalah seorang Mursyid Thariqah Qodiriyah yang memiliki banyak
murid. Dan sebagai ulama maupun pendidik, beliau dikenal tegas dan teguh
pendirian.
Karya Monumental Guru Ramli adalah Pondok Pesantren Ubudiyah Bati-Bati yang
didirikan 7 Agustus 1971 dan menjadi salah satu Pondok Pesantren Tertua di
Kalimantan Selatan. Ketika bermalam di Pesantren Damanhuri Bangkalan, Madura,
Guru Ramli mendapatkan isyarat antara terjaga dan tidur mendengar seruan ayat
Al-Qur’an yang berbunyi, Ùˆَاعْبُدْ رَبَّÙƒَ ØَتَّÙ‰ٰ ÙŠَØ£ْتِÙŠَÙƒَ الْÙŠَÙ‚ِينُ
artinya: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)”
(QS. Al-Hijr:99)
Diilhami dari ayat itulah maka Pondok Pesantren yang dibangun diberi nama
Pondok Pesantren Ubudiyah, yang berarti “pengabdian”. Satu semboyan hidup Guru
Ramli “Mengabdi kepada Allah hingga ajal tiba”
terimakasih guruku dan sdh saya anggap org tua saya,beliau telah banyak berjasa dalam mendidik saya ilmu sariat,thariqat,dan hakikat,serta belajar ilmu hakikat tentang NUR MUHAMMAD.
ALFATIHAH BUAT BELIAU,,,,,,,
BY.ADMIN BLOG IKS 085249659667