Pengijazah: oleh
Facbook (Fb) Deni Ja
di grup Fb (silahkan klik disini
untuk gabung dgn grup) blog Ilmu
kekayaan sejati
PERINCIAN
JIWA/BATIN
1. JANTUNG Di dalam badan ada alat raga yang bernama jantung.
Jantung tersebut mempunyai fungsi secara lahiriyah sebagai alat pembagi darah
ke seluruh tubuh. Tetapi di balik itu, jantung mempunyai kekuatan jiwa/batin
yang luar biasa. Dan kebiasaan disebut hati. Bahkan sering ditambah hati
sanubari atau hati nurani. Di dalam jantung mempunyai kekuatan jiwa/ batin dan
sering juga disebut kalbu/qalbu. a. Iman, ialah kepercayaan pada sesuatu,
terutama kepada Allah atau Tuhan. b. Akal, ialah kekuatan hati untuk menerima
ilmu, menguasai ilmu, membedakan ilmu yang satu dengan yang lain. Menciptakan ilmu
baru. c. I’tikad, ialah ketetapan hati dari pengolahan akal. d. Harkat, ialah
dari ketetapan hati kemudian bergerak menimbulkan minat. e. Kehendak, ialah
dari harkat dan minat kemudian bergerak menuju hasrat. f. Niat, ialah gerak
hati untuk melaksanakan kehendak. 2. PARU-PARU Di dalam paru-paru mempunyai
kekuatan jiwa/batin hawa. a. Paru-paru kanan, mempunyai kekuatan jiwa/batin
yaitu syahwat. b. Paru-paru kiri, mempunyai kekuatan jiwa/batin ghodob. 3.
DARAHDarah disamping mempunyai kekuatan lahiriyah tempat menyalurkan aliran
listrik ke seluruh tubuh, juga mempunyai kekuatan jiwa/batin yaitu nafsu-nafsu,
dimana semuanya ada empat nafsu : a. Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang serba
tidak puas. Ditimbulkan dari pengaruh materi badan yang dari bumi. b. Nafsu
Amarah, yaitu nafsu yang serba ingin menang dan berani. Ditimbulkan dari
pengaruh materi panas. c. Nafsu Supiyah, yaitu nafsu kebijaksanaan. Ditimbulkan
dari pengaruh materi angin. d. Nafsu Muthmainah, yaitu nafsu yang serba ingin
tenang dan ta’at. Ditimbulkan dari pengaruh materi air. 4. HATI/LIMPA
BESAR/LEVER Hati atau limpa besar disamping fungsi lahiriyah sebagai tempat
membuat darah juga mempunyai kekuatan jiwa/ batin yaitu perasaan (rasa, merasa
dan terasa). 5. PANCA INDERA/URAT SYARAF Di seluruh tubuh ini penuh urat
syaraf. Urat syaraf tersebut disamping fungsi lahiriyah sebagai alat penyalur
arus listrik ke seluruh tubuh, juga mempunyai fungsi jiwa/batin yaitu panca
indera. a. Urat syaraf yang berada di dalam hidung, mempunyai kemampuan
mencium. b. Urat syaraf yang berada di dalam mata, mempunyai kemampuan melihat.
c. Urat syaraf yang berada di dalam telinga, mempunyai kemampuan mendengar. d.
Urat syaraf yang berada di dalam lidah, mempunyai kemampuan rasa lidah. e. Urat
syaraf yang berada di seluruh tubuh, mempunyai kemampuan rasa raba. 6. OTAK
Otak disamping mempunyai kekuatan lahiriyah sebagai pusat penggerak, juga
mempunyai kekuatan jiwa/batin yaitu fikir. Disini perlu dijelaskan
bedanya antara akal dan fikir. Kalau akal tempatnya ada di dalam kalbu/jantung.
Akal dapat menciptakan sesuatu yang baru. Tetapi fikir tempatnya di dalam otak,
kemampuannya hanya menggarap data- data yang telah masuk sebagai infentaris
atau arsip atau album pengalaman.
Adapun kemampuan jiwa/batin otak adalah : a. Kesadaran jasmani. b. Ingatan,
ialah mengungkap simnpanan kesadaran jasmani. c. Angan-angan, ialah
menghubungkan simpanan yang satu dengan yang lain, dibuat pola dengan pola
baru. d. Gagasan, ialah merealisir angan- angan. e. Fikir, ialah secara konkrit
mengolah pelaksanaan sesuatu. f. Cipta, ialah keputusan fikiran yang akan
dilaksanakan. g. Penggerak, yaitu dari otak pusat menggerakkan seluruh tubuh.
PROSES BEKERJANYA JIWA/BATIN Adapun proses bekerjanya jiwa/ batin dalam
kehidupan sehari-hari, atau dengan kata lain jalannya batin ialah : 1. Panca
Indera, menerima rangsang dari keadaan di kanan kirinya. 2. Kemudian rangsang
yang diterima disampaikan kepada akal yang berada di dalam kalbu/hati sanubari.
3. Setelah akal menerima informasi dari panca indera, kemudian diolah agar
menjadi ketetapan hati atau I’tikad. 4. Waktu akal mengolah masukan/ imformasi,
didorong hawa dan digelorakan oleh nafsu, serta diberi pertimbangan oleh
perasaan mengenai baik buruknya manfaat dan tidaknya. 5. Hasil pengolahan akal,
menjadi ketetapan hati atau I’tikad. 6. Ketetapan hati tersebut ada kadang-
kadang positif/pro dan kadang- kadang negatif/kontra. Dari ketetapan yang entah
pro entah kontra tersebut menimbulkan harkat (krentek). Kalau pro harkatnya
mendekat, kalau kontra harkatnya menyingkir. 7. Dari harkat atau krentek ini
kemudian menimbulkan minat. 8. Dari minat kemudian menimbulkan kehendak. 9.
Dari kehendak kemudian menimbulkan hasrat. 10. Dari hasratlah menimbulkan niat,
untuk melaksanakan keputusan akal tersebut. 11. Dari niat diserahkan kepada
fikir untuk diolah pelaksanaannya. 12. Keputusan fikir kemudian menggerakkan
anggota badan untuk melaksanakan keputusan fikir. 13. Adapun anggota badan yang
melaksanakan keputusan fikir, ada tujuh (7) anggota badan, yaitu :
a. Mata.
b. Hidung.
c. Telinga.
d. Mulut.
e. Kedua tangan. f. Kedua kaki.
g. Alat kelamin.
Bekerjanya jiwa/batin dari no 1 s.d no. 12 disebut juga budi. Dan bekerjanya
yang no. 13 disebut pakarti. Maka baik buruknya pakarti tergantung tinggi
rendahnya budi. Budi yang mulia pasti menghasilkan pakarti yang utama,
sedangkan budi yang nista akan menghasilkan pakarti yang tercela. FUNGSI
JIWA/BATIN Manusia hidup ini karena persenyawaan ketiga komponen hidup yaitu
raga, jiwa dan sukma. Andaikata manusia ini digambarkan seperti mobil,
ruh/sukma sebagai sopirnya, adapun raga sebagai mobilnya. Sedangkan jiwa/batin
adalah merupakan energi-energi yang berada di dalam mobil, seperti kekuatan-
kekuatan yang berada di dalam mesin mobil dan lain sebagainya yang menyebabkan
bekerjanya mobil. Dengan demikian sudah jelas fungsi jiwa/batin adalah sebagai
alatnya sang sukma/ruh untuk menggerakkan raga. Iman, akal, harkat, niat,
fikir, perasaan, panca indera, hawa, nafsu dan sebagainya adalah semua hanya
alatnya ruh/sukma untuk menggerakkan raga/ jasmani. Disinilah sering-sering
manusia lupa, hidupnya menuruti geraknya jiwa/ batin, tanpa control tanpa
reserve sedikitpun. FUNGSI JIWA/BATIN KALAU DIGAMBARKAN JALANNYA PEMERINTAHAN
Rasulullah SAW menggambarkan fungsi batin/jiwa sebagai jalannya pemerintahan,
sebagaimana sabdanya : “BANAITU FII JAUFIIBNI AADAMA QOSHRON,
WA FIL QOSHRI SHODRON,
WA FISH SHODRI QOLBAN,
WA FIL QOLBI FUADAN,
WA FIL FUADI SYAGHOOFAN,
WA FISY SYAGHOOFI LUBBAN, WA FIL LUBBI SIRRON,
WA FIS SIRRI ANA” Artinya :
“Aku dirikan di dalam badan manusia sesuatu Negara,
Di dalam Negara ada dada,
Di dalam dada ada kalbu,
Di dalam kalbu ada hati nurani,
Di dalam hati nurani ada cenderung,
Di dalam cenderung ada isi, Di dalam isi ada sirr (rahasia gaib),
Di dalam sirr ada SAYA”. (Hadits Qudsi) Jadi menurut hadits qudsi tersebut,
Rasulullah SAW menggambarkan jiwa/batin seperti kerajaan. Adapun pemecahannya
sebagai berikut : 1. Ruh/sukma sebagai raja atau kepala Negara. 2. Kalbu/hati
sanubari sebagai kerajaan. 3. Iman sebagai kursi sang raja.
4. I’tikad sebagai meja kantor sang raja. 5. Akal sebagai pekerjaan raja.
6. Panca indera sebagai informan yang memberi laporan kepada raja. 7. Hawa
sebagai pendorong kepada raja. 8. Nafsu-nafsu sebagai penggerak raja. 9. Hati
sebagai dewan pertimbangan agung bagi sang raja. 10. Keputusan akal, harkat,
minat, hasrat, niat sebagai keputusan sang raja, yang kemudian diserahkan ke
kementerian untuk diolah pelaksanaannya. 11. Fikir sebagai kementerian yang
mengolah keputusan raja untuk dilaksanakan. 12. Anggota badan tujuh (7) yang
makarti sebagai aparat pemerintahan. Dan dalam hal ini yang gawat adalah waktu
akal bekerja di dorong oleh hawa dan digelorakan oleh nafsu-nafsu diberi
pertimbangan hati, kalau ruh/sukma tidak pandai menguasai hawa dan nafsu,
hingga keputusannya akal menuruti kehendak hawa dan nafsu jalannya hidup akan
tidak karuan, dapat menyimpang dari garis-garis kebenaran. Padahal di luar
badan manusia ada dua (2) kekuatan gaib yang mempengaruhi akal manusia, yaitu
malaikat dan setan. Malaikat mempengaruhi kearah kebaikan sedang setan
mempengaruhi kearah kejelekan. Dan kedua-duanya itu yang dipengaruhi
adalah kalbu/hati sanubari/jantung.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “FII QOLBI LAMMATAANI, LAMMATUN MINAL MALAKI
II’ADUN ILAL KHOIRI WA TASHDIIQI BIL HAQQI, WA LAMMATUN MINAL ‘ADUWWI II’ADUN
ILASY SYARRI WA TAKDZIIBI BIL HAQQI”. Artinya:
“Di dalam kalbu ada dua ruangan, yang satu ruangan tempat malaikat yang
mengajak kearah kebaikan dan membenarkan yang haq. Dan yang satu ruangan tempat
musuh, mengajak kearah yang jelek dan mengajak kearah yang salah dan
membohongkan yang haq”.