*Blog ini didirikan untuk
melestarikan kearipan budaya ilmu nusantra agar tidak dilupakan dan punah
ditelan zaman oleh anak cucu yg sudah percaya dgn tehnologi,kalau bukan kita yg
melestarikan siapa lagi,kalau tidak sekarang kapan lagi,bangsa yang besar
adalah bangsa yg tidak melupakan sejarah.
ARTIKEL INI KHUSUS DEWASA DILARANG KERAS
MEMBUKA DAN MEMBACANYA ANAK DIBAWAH UMUR
KAMI ADMIN
BLOG IKS MENERIMA ARTIKEL KEILMUAN APAPUN, SILAHKAN
KIRIM KEemail ke mrsyahrudin8@gmail.com
ATAU SMS / WhatsApp KE +62852 4965 9667 atau fb sayahttps://web.facebook.com/rudi.banjarmasin.5 syaratnya bukan copy/jiplak dari blog/grup manapun asli karya tulis tangan sendiri
”.harap
untuk tidak mengirim mahar dalam bentuk uang dan apabila masih mengirim juga
itu diluar tanggung jawab saya baik secara hukum Negara dan agama”
Oleh fb Muzij .
silahkan gabung dengan grup ilmu kekayaan sejati di Facebook klik disini. https://www.facebook.com/groups/mrsyahrudin8/ ( blog Ilmu kekayaan sejati
Axel Halcyon membagikan tautan
Assalamualaikum
para warga iks(diambil dari blog kepunyaan pacik saya semasa semasa
discroll news feed group ini saya terserempak dengan saudara yang ingin
mengetahui sirr(rahasia) hari ke-8
Demikianlah sedikit sebanyak yg saya tahu mengenai amalannya semoga berkah Salam Sejahtera dari Malaysia
(asma bagi amalan ini menggunakan bahasa ibroni yg kebiasaannya dijumpai dalam kitab kuning(hikmah)
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي على محمد وآل محمد
Ini adalah petua dan amalan tua dari tanah Melayu yang mulai pupus berkubur. Saya tergerak untuk berkongsi petua ini bersama Tuan dan Puan. Ada pun petua ini berfaedah untuk meyelesaikan segala urusan, dan menyampaikan apa-apa jua hajat.
Demikianlah sedikit sebanyak yg saya tahu mengenai amalannya semoga berkah Salam Sejahtera dari Malaysia
(asma bagi amalan ini menggunakan bahasa ibroni yg kebiasaannya dijumpai dalam kitab kuning(hikmah)
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صلي على محمد وآل محمد
Ini adalah petua dan amalan tua dari tanah Melayu yang mulai pupus berkubur. Saya tergerak untuk berkongsi petua ini bersama Tuan dan Puan. Ada pun petua ini berfaedah untuk meyelesaikan segala urusan, dan menyampaikan apa-apa jua hajat.
Sebelumnya, mungkin pembaca yang
budiman sedikit bingung: apa dia hari ke(de)lapan itu? Bukankah bilangan hari
cuma ada tujuh? Mari kita redah serba sedikit kaji petua ini.
Dalam kejadian penciptaan, Allāh
tabāraka wa ta‘āla menyelesaikan segala penciptaan selama 6 hari – maksudnya
adalah 6 peristiwa, yang tidak dahulu-mendahului satu sama lain karena Allāh
tidak tertunduk pada masa. Pada “hari” ke-7, Allāh pun ber-istiwa‘, yang satu
di antara beberapa maknanya adalah beristirahat. Namun pun demikian, tidak lah
Allāh berhenti dari mengerjakan urusan-urusan-Nya pada hari ke-7 (Sabbat) dan
kembali mengerjakan segala segala urusannya pada hari pertama setelahnya,
sebagaimana sangkaan puak kafir Yahudi sebagaimana diabadikan dalam Al Qur’ān1
وقالت اليهود يد الله مغلولة غلت أيديهم ولعنوا بما قالوا …
Dan orang-orang Yahudi itu
berkata: “Tangan Allah terbelenggu”, padahal tangan merekalah yang terbelenggu
dan mereka pula dilaknat dengan sebab apa yang mereka telah katakan itu …
Demikianlah puak-puak Yahudi
kemudian menetapkan bahwa bilangan hari bagi diri mereka sebanyak 7 hari, dan
kebiasaan ini diteruskan oleh puak-puak Nasrani dan Islam pula, serta menjadi
kelaziman di seluruh belahan dunia. Namun pun demikian, ada sesetengah bangsa
yang menetapkan bagi diri mereka bilangan hari yang lebih, ambil contoh bangsa
Batak kuno sebelum kedatangan Nasrani dan Islam, yang menetapkan 30 bilangan
hari yang berulang-ulang.
Ada pun kaji petua ini
menyandarkan pada pengetahuan bahwa tidaklah Allāh pernah berhenti dari
melaksanakan segala urusan-Nya. Sungguh Allāh sentiasa “sibuk” menetapkan
apa-apa yang Dia kehendaki, dan mengubah atau menghapus apa-apa yang Dia
tetapkan sekehendak-Nya. Sesungguhnya segala penetapan serta pengubahan itu
terjadi sepanjang hari ke-1 sehinggalah hari ke-7, yakni segala yang berkaitan
dengan langkah, rezeki, pertemuan dan maut, semua terjadi pada hari-hari
tersebut. Adapun hari ke-8 adalah hari yang pelik; ianya sebarang hari, namun
saat wujud ia di alam nāsut, sesiapa yang masuk ke dalam hari itu akan
terkeluar dari segala ketetapan Allāh, dengan kehendak Allāh dan izin-Nya, dan
sungguh-sungguh Allāh tidak terpaksa dalam kehendak-Nya. Pada hari yang
kelapan, di tangan-Nya Allāh hanya memegang urusan maut, sedangkan tiga
ketetapan lain diserah kepada hamba-Nya.
Adapun kunci masuknya satu saja:
nāfi-kan diri dan itsbāt-kan Allāh. Tiada yang lain.
Untuk melaksanakan petua ini,
hendaklah seseorang itu
Memahami dengan sebenarnya
nāfi-itsbāt.
Melihat keadaan hari. Hari ke-8
wujud ke alam nāsut ditandai dengan permulaan hari atau petang hari yang teruk
gelapnya; rembang hitam menutupi kaki langit, seolah-olah ia mengisyaratkan
akan terjadinya badai yang amat dahsyatnya pada hari itu.
Jika permulaan hari atau petang
hari adalah sedemikian, maka kaidah mengimbau hari berupa jampi dan sedikit
amalan tidaklah wajib diperbuat lagi melainkan kaidah melangkahnya saja yang
diperbuat. Namun tidak mengapa pula jika kaidah mengimbau hari itu tetap
diperbuat.
Jika permulaan hari tidaklah
sedemikian, maka hendaklah kaidah mengimbau hari diperbuat sehinggalah
petangnya hari menjadi sedemikian itu, dan tunaikanlah segala hajat sejak
terbenamnya matahari hingga terbit fajar keesokan harinya. Demikian pula jika
petang hari tidak sedemikian itu, maka hendaklah kaidah mengimbau hari
diperbuat sehinggalah terbit fajar dengan keadaan yang sedemikian itu dan
tunaikan segala hajat dari terbit fajar itu hinggalah terbenam matahari.
Kaidah mengimbau hari adalah
sebagaimana saya utarakan berikut ini.
Amalkan di dalam rumah, di atas
tempat yang suci, berdiri atau duduk, menghadap kiblat, dengan keadaan
berwudhu. Dilarang keras mengamalkan ini dalam keadaan berhadas besar atau
kecil.
Mulakan dengan Basmalah.
بسم الله الرحمن الرحيم
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Keluarkan ibu jari tangan kanan
sambil ucapkan padanya
Inilah Bābul Jalīl
Calitkan ibu jari tangan kanan
itu ke langit-langit mulut, ambillah air zamzam tubuh – yaitu air yang ada di
langit-langit, sambil berucap
Aku mengambil air telaga Al
Kautsar
Coretkan ke pucuk dahi dekat
tumbuhnya anak rambut sambil berucap
يا أهي أشر أهي ، أدوني
Yā Ahya Asyur Ahya, Adūnay
Wahai Aku yang adalah Aku, Tuhan
Kami
Kemudian calitkan ibu jari tangan
kanan itu ke langit-langit mulut sambil berucap
Aku mengambil air telaga Al
Kautsar
Coretkan ke dagu, sambil berucap
يا سبوت ، إل شدي ، إلوهم
Yā Sabawut, Il Syadday, Ilūhim
Wahai (Pemilik) Balatentara, Yang
Maha Berkecukupan lagi Mencukupi, Tuhan Sekalian Kami
Kemudian calitkan kembali ibu
jari tangan kanan itu ke langit-langit mulut sambil berucap
Aku mengambil air telaga Al
Kautsar
Lalu coretkan ke pipi kanan,
sambil berucap
يا بينه ، يا شم عقي
Yā Bīnah, Yā Syam ‘Aqya
Wahai (Pemilik) Pengetahuan,
Wahai Jalan
Terakhir, calitkan ibu jari
tangan kanan itu ke langit-langit mulut sambil berucap
Aku mengambil air telaga Al
Kautsar
Dan coretkan ke pipi kiri, sambil
berucap
يا شم اقط ، يا عزوم
Yā Syam ’Aqtha, Yā‘Azūm
Wahai Yang Bertindak, Wahai Yang
Agung
Sebagai catatan, seru-seruan di
atas adalah menyeru asmā’ Allāh tabāraka wa ta‘ālā semata, sebagaimana
bangsa-bangsa sebelum kita menyeru-Nya. Jadi tidaklah kita menyeru pada nama
sebarang berhala atau sesembahan batil.
Kaidah melangkahnya adalah
membaca jampi berikut ini terlebih dahulu, baru keluar dari rumah dengan
langkah kanan.
Bismillāhirraḥmānirraḥīm
Aku turun di saat hari yg kelapan
Binasa engkau hari yg kelapan, binasalah aku
Tidak binasa engkau hari yg kelapan, tidak binasalah aku
Binasa engkau hari yg kelapan, binasalah aku
Tidak binasa engkau hari yg kelapan, tidak binasalah aku
Bersaksi bulu roma tunggalku
Bersaksi bayang-bayang tunggalku
Tiada ku dengar tiada ku rasa
Inilah Dzāt yang suci sempurna
Bersaksi bayang-bayang tunggalku
Tiada ku dengar tiada ku rasa
Inilah Dzāt yang suci sempurna
Tiadalah aku melihat sekalian
makhluk, melainkan aku melihat Allāh
Dan tiadalah aku melihat diriku, melainkan aku melihat Allāh
Dia lah Allāh, tidak berhuruf tidak bersuara
Dan tiadalah aku melihat diriku, melainkan aku melihat Allāh
Dia lah Allāh, tidak berhuruf tidak bersuara
Yā Allāhu, yā Ḥayyū, Yā Qayyūmu,
lā Yamūtu
Fa innama yaqūlu lahū kun fa yakūn
Fa innama yaqūlu lahū kun fa yakūn
Demikianlah, semoga bermanfaat
bagi Tuan dan Puan.
ijazahnya untuk ilmu ini
mengucapkan Qabiltu (قبلت), kemudian
menghadiahkan bacaan Al Fātiḥah 1x kepada Dato Raja Hulu Ampu
وصلى الله على محمد وآل محمد
ijazahnya untuk ilmu ini
mengucapkan Qabiltu (قبلت), kemudian
menghadiahkan bacaan Al Fātiḥah 1x kepada Dato Raja Hulu Ampu
وصلى الله على محمد وآل محمد
warning...???
semua keilmuan yg ada diblog ini sudah diihlaskan pengizajah,tampa mahar/biaya
apapun lagi,baik penyatuan,sabatin atau istilah apapun juga,harap berhati-hati
terhadap penipun.
SARAN SAYA sebagai ADMIN , BAGI YG INGIN BERTANYA
LANGSUNG KEPENGIZAJAH UNTUK MEMBERIKAN MAHAR PULSA IHLAS,SEBAGAI ganti biaya balas sms
Sebagai
ucapan terimakasih anda atas adanya blog ini silahkan transfer Donasi uang ke BANK BRI :
4554-01-005033-53-2 An.
SAHRUDIN,
Nb.isi
artikel ini saya ambil dari grup
FACEBOOK blog Ilmu kekayaan sejati, isi
artikel sepenuhnya tanggung jawab pemosting, diluar
tanggung jawab saya selaku admin dan pengelola blog,segala apapun akibat dari
dibacanya blog ini menjadi tanggung jawab peribadi pembaca masing-masin
·
Dilarang menjiplak
,copy,mengambil,artikel keilmuan ini tanpa izin admin atau pemilik keilmuan.
tulisan nya kecil2 banget
BalasHapusEnter your comment...qobiltu
BalasHapus