AIR MATA KASIH SAYANG RASULULLAH JELANG WAFAT ...
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Air Mata, Dijelang, Kasih Sayang,
Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam, Kisah Cinta, Para
Sahabat, Rasulullah, Wafatnya Beliau, Wahyu Terakhir
Diriwayatkan bahwa surah Al-Maaidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu
asar yaitu pada hari Jumaat di padang Arafah pada musim haji
penghabisan [Wada'].
Pada masa itu
Rasulullah SAW berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun
Rasulullah SAW tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan
makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah SAW
bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.
Setelah itu turun malaikat Jibril AS dan berkata:
“Wahai
Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu,
maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian
juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu
dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku
bertemu dengan kamu.”
Setelah Malaikat Jibril AS pergi maka
Rasulullah SAW pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah
Rasulullah SAW mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah SAW
pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril AS.
Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka merekapun gembira
sambil berkata:
“Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna.”
Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah SAW itu, maka ia
tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu
mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari
pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai
kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan
rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: “Wahai Abu Bakar, apakah yang
telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya
kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempurna.”
Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun
berkata, “Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah
yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahwa apabila sesuatu perkara itu
telah sempurna maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan
turunnya ayat tersebut bahwa ia menunjukkan perpisahan kita dengan
Rasulullah SAW. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi
menjadi janda.”
Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu
Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra.,
lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah
didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu
Rasulullah SAW tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang
dari para sahabat, “Ya Rasulullah SAW, kami baru kembali dari rumah Abu
Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat
di depan rumah beliau.”
Apabila Rasulullah SAW mendengar
keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah SAW dan
dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah
SAW sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah SAW melihat kesemua
mereka yang menangis dan bertanya, “Wahai para sahabatku, kenapakah kamu
semua menangis?.” Kemudian Ali ra. berkata, “Ya Rasulullah SAW, Abu
Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu
wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?.” Lalu Rasulullah
SAW berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan
sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat”.
Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah SAW, maka ia pun
menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara ‘Ukasyah
ra. berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Ya Rasulullah, waktu itu saya anda
pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda
sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda.” Rasulullah SAW
berkata: “Wahai ‘Ukasyah, Rasulullah SAW sengaja memukul kamu.” Kemudian
Rasulullah SAW berkata kepada Bilal ra., “Wahai Bilal, kamu pergi ke
rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari.” Bilal keluar dari masjid
menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala
dengan berkata, “Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas
[diqishash].”
Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal
pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut
dengan berkata: “Siapakah di pintu?.” Lalu Bilal ra. berkata: “Saya
Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah SAW unluk mengambil
tongkat beliau.”Kemudian Fathimah ra. berkata: “Wahai Bilal, untuk apa
ayahku minta tongkatnya.” Berkata Bilal ra.: “Wahai Fathimah, Rasulullah
SAW telah menyediakan dirinya untuk diqishash.” Bertanya Fathimah ra.
lagi: “Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk
menqishash Rasulullah SAW?” Bilal ra. tidak menjawab perlanyaan Fathimah
ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun
membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW Setelah Rasulullah SAW
menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan
kepada ‘Ukasyah.
Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar
ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: “Wahai ‘Ukasyah,
janganlah kamu qishash baginda SAW tetapi kamu qishashlah kami berdua.”
Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra.
maka dengan segera beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, Umar dudukiah kamu
berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu
berdua.”
Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, “Wahai
‘Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah
SAW oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah
SAW” Lalu Rasultillah SAW berkata, “Wahai Ali duduklah kamu,
sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi
hatimu.” Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: “Wahai
‘Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah
SAW, kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah
SAW” Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, “Wahai buah
hatiku duduklah kamu berdua.” Berkata Rasulullah SAW “Wahai ‘Ukasyah
pukullah saya kalau kamu hendak memukul.”
Kemudian ‘Ukasyah
berkata: “Ya Rasulullah SAW, anda telah memukul saya sewaktu saya tidak
memakai baju.” Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah
SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah ‘Ukasyah
melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata,
“Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah SAW, siapakah yang
sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin
menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan saya.
Dan Allah SWT menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu.” Kemudian
Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak
melihat ahli syurga, inilah orangnya.” Kemudian semua para jemaah
bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat
genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, “Wahai ‘Ukasyah,
inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi
derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah SAW di dalam syurga.”
Apabila ajal Rasulullah SAW makin dekat maka beliau pun memanggil para
sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: “Selamat datang kamu
semua semoga Allah SWT mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu
semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mentaati segala
perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua
hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah
SWT dan menempatkannya di syurga.
Kalau telah sampai ajalku
maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah
menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah
itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua
menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain kafan yang putih. Apabila
kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai
tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah
sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan menshalatkan aku ialah
Allah SWT, kemudian yang akan menshalatkan aku ialah Jibril AS, kemudian
diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali
malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru
kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bershalat ke atasku.”
Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu
maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, “Ya
Rasulullah SAW anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan
untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan
kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda
sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang
timbul nanti?.”
Kemudian Rasulullah SAW berkata, “Dengarlah
para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan
jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua
penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam
sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah
maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka
hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya
hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran
dari mati.”
Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit
Rasulullah SAW bermula. Dalam bulan safar Rasulullah SAW sakit selama
18 hari dan sering dijenguk oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab
diterangkan bahwa Rasulullah SAW diutus pada hari Senin dan wafat pada
hari Senin.
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...