BLOG IKS TERBARU

Karena ada suatu hal (teknis) yang menyebabkan email untuk blog ini terblokir, maka kami menyiapkan blog baru untuk membackup artikel-artikel dalam blog iks ini.
blog iks terbaru:
https://rudibanjarmasin.blogspot.com/
Dan blog baru tersebut masih dalam proses migrasi artikel dari blog ini.
terima kasih.

UNTUK DIPAHAMI

Konten di blog ini berasal dari berbagai daerah di nusantara dengan beragam agama, bahasa, budaya, dan kepercayaan yang berbeda. keberagaman adalah kekayaan dan keistimewaan bangsa kita. DAN KONTEN DI BLOG INI TIDAK UNTUK DINILAI BAIK ATAU BURUK DAN DIPERDEBATKAN, JIKA MENURUT ANDA BERMANFAAT SILAKAN DIBACA, JIKA TIDAK, SILAKAN DITINGGALKAN DAN TAK PERLU MENGHUJAT.

Selasa, 14 Mei 2019

MENGENAL LEBIH DEKAT SYEKH NARIYYAH

MENGENAL LEBIH DEKAT SYEKH NARIYYAH
(bag.1) =====================================
Benarkah ada sahabat nabi yang bernama Syekh Nariyyah..???
bila kita pernah mempelajari sejarah bangsa arab atau syair-syair arab klasik, kita akan menjumpai nama-nama yang buruk, mengerikan dan tidak disukai, seperti nama nenek moyang orang Quraisy, termasuk nenek moyang Rasulullah SAW yaitu Qushay bin Kilab bin Murrah.
sedangkan Nabi SAW pernah bersabda,
“Nama yang paling buruk adalah Harb dan Murrah.” (HR. Abu Dawud).
Kita juga tahu nama kakek sahabat yang mulia Muawiyah bin Abi Sufyan adalah Harb.
Kilab artinya anjing-anjing, Murrah artinya pahit, dan Harb artinya peperangan.
nama-nama arab lainnya adalah Sahm yang artinya anak panah, alat untuk membunuh, ada yang namanya Muqatil (pembunuh), Muharib (orang yang berperang), Dhoror (membahayakan), As'ad (singa), Namr (macan tutul).
adapula seorang sahabat yang namanya Hanzhalah yang artinya buah yang sangat pahit.
ada sahabat nabi yang namanya Hazn (kasar) kemudian diganti oleh nabi SAW dengan Sahl (lembut), dll.
akan tetapi di sisi lain, mereka menamai budak-budak mereka dengan nama yang indah dan bermakna baik, seperti Marzuq (yang diberi rezeki), Mahbub (yang dicintai), Falah (yang sukses), Farah (yang bahagia), Najah (yang berhasil), Salim (yang selamat), dll.
mengenai hal ini, Abu Duqaisy al-Kilabi pernah ditanya :
“mengapa kalian (orang-orang arab) menamai anak-anak kalian dengan nama-nama yang buruk, seperti Kalb (anjing) dan Dzi’bun (srigala), sementara budak-budak kalian dinamai dengan nama-nama terbaik, seperti Marzuq dan Rabah?”
“kami menamai anak-anak kami untuk musuh kami dan menamai budak-budak kami untuk kami,” jawab Abu Duqaisy al-Kilabi.
maksudnya adalah anak-anak mereka dibutuhkan pada saat bertempur menghadapi musuh.
nama-nama itu disebut dengan lantang di medan perang untuk menggertak dan membuat mental musuh ciut, di sisi lain, nama-nama itu untuk mengangkat moral pasukan sendiri.
ketika nama Muqatil (sang pembunuh) dipanggil dengan lantang di medan tempur, maka akan menimbulkan kesan di barisan musuh dan kebanggaan di barisan pasukan sendiri.
sedangkan budak-budak mereka, dibutuhkan siang dan malam, budak-budak itu selau bersama mereka di rumah, mereka senang menyebut nama-nama yang baik itu untuk melayani mereka.
adalah ketika agama islam datang, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk membaguskan nama anak-anaknya.
kesimpulan nya yaitu orang arab menamai anak-anak mereka dengan nama yang buruk bukan untuk mendoakan keburukan bagi si anak, tapi untuk menjadikan mereka sebagai ancaman para musuh.
akan tetapi walaupun demikian, setelah Rasulullah SAW diutus, beliau memerintahkan tetap menyuruh harus mengganti dan memberi nama dengan nama yang baik.
ketika para pembenci atau orang yang anti sholawat nariyyah mengurai kata Nariyyah, maka akan didapatinya sebuah terjemahan yang diartikan arti terjemahannya yaitu PENGIKUT API NERAKA.
dengan penggalan Nar artinya Api Neraka, Iyyah artinya Pengikut.
pemenggalan kata tersebut jelas mengabaikan pengertian dan makna nisbah dalam tata bahasa arab.
tetapi seandainya bahwa kata "nariyyah" memang benar diartikan sebagai "pengikut neraka" sebagaimana yang dituduhkan. maka dengan tuduhan tersebut memperjelas dan menegaskan bahwasanya sahabat nabi yang bernama nariyyah memang benar adanya dan memang sejaman dengan Rasulullah SAW.
bukankah pada masa jahiliyyah telah dikatakan bahwa orang arab suka sekali menamai anak-anaknya mereka dengan nama yang buruk bukan untuk mendoakan keburukan bagi si anak, akan tetapi untuk menjadikan mereka sebagai ancaman para musuh.
Siapakah Syekh Nariyyah?
====================
dalam perang Badar Syekh Nariyyah mengalami peristiwa yang luar biasa, dahsyatnya pertempuran melawan kaum kafir Quraisy waktu itu membuat pedang Syekh Nariyyah patah.
menyaksikan hal demikian, Baginda Rasulullah SAW langsung menghampiri Syekh Nariyyah sambil membawa sepotong ranting pohon dan bersabda, “Berperanglah dengan ini wahai ******** !”
Syekh Nariyyah menerima ranting pemberian Baginda Nabi SAW itu, lalu kemudian menggerak-gerakkannya.
dengan ajaib ranting pohon itu pun berubah menjadi sebilah pedang yang panjang, kuat, mengkilat dan tajam.
dalam dunia tasawuf nisbah nama NARIYYAH diambil dari surat THOHA ayat 10
karena memang Syekh Nariyyah sangat gemar sekali bersholawat dan juga sangat mencintai Rasulullah SAW.
suatu malam Syekh Nariyah membaca shalawatnya sebanyak 4444 kali. setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah SWT.
pernah suatu hari beliau mendekati Nabi Muhammad SAW dan minta dimasukan surga pertama kali bersama Nabi dan Nabi pun mengiyakan.
ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti Syekh Nariyyah.
Namun Nabi mengatakan tidak bisa karena Syaikh Nariyyah sudah minta terlebih dahulu.
mengapa sahabat itu ditolak Nabi SAW dan justru Syaikh Nariyah yang bisa?
para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh Syaikh Nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya.
orang yang mendoakan Nabi Muhammad SAW pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri, karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
jadi Nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bershalawat kepadanya.
"siapa sebenarnya Syekh Nariyyah itu"..???
bila melihat kisah diatas maka kisah diatas seperti kisahnya sahabat Sayyidina Ukasyah bin Mihshan.
jadi pengarang sholawat nariyyah adalah Sayyidina Ukasyah bin Mihshan.
selain sholawat nariyyah, Sayyidina Ukasyah juga menciptakan doa Ukasyah, dimana juga telah ditashihkan oleh Rasulullah SAW.
mohon keikhlasan nya untuk menghadiahkan suratul fatihah kepada Ajengan Acep Basyarah dan Ajengan Syafe'i, semoga dengan berwasilah kepadanya, asror dan fadhilah Sholawat Nariyyah bisa turun kepada kita semua.....Aamiin
bersambung....

1 komentar:

  1. Hey! This is my first visit to your blog! We are a team
    of volunteers and starting a new project in a community in the same niche.
    Your blog provided us valuable information to work on. You have done a wonderful job!

    BalasHapus

DISCLAIMER

Semua isi artikel di blog ini kami ambil dari grup facebook blog Ilmu kekayaan sejati, isi artikel sepenuhnya adalah tanggung jawab sang pemosting, dan jika ada akibat tidak baik dari blog ini semua menjadi tanggung jawab pribadi pembaca masing-masing di luar tanggung jawab admin atau pengelola blog ini.

Semua keilmuan yg ada di blog ini sudah diikhlaskan pengizajah, tanpa mahar/biaya apapun, baik penyatuan, sebatin atau istilah apapun juga, harap berhati-hati terhadap segala jenis PENIPUAN. Kami tidak bertanggung jawab atas segala penipuan yang mengatasnamakan blog ini.

Paling banyak dicari Minggu ini

DILARANG KERAS!!

Menjiplak, mengcopy, mengambil artikel keilmuan dari blog ini tanpa izin admin atau pemilik keilmuan. hak cipta dilindungi UU.